Siraman Rohani : Bijak Mengunakan Media Sosial

 



Anak-anak kami sekalian, di era serba digital ini, media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Hampir setiap orang, dari anak-anak hingga orang dewasa, memiliki akun media sosial. Kalian pun, sebagai pelajar SMA, tentu tidak asing dengan berbagai platform seperti Instagram, TikTok, X (Twitter), maupun YouTube. Media sosial memang membawa banyak manfaat: kita dapat menambah ilmu, berkomunikasi dengan teman, bahkan mengembangkan kreativitas. Namun di balik manfaat besar itu, tersimpan pula risiko yang tidak bisa diabaikan jika kita tidak bijak dalam menggunakannya.

Media sosial ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bisa digunakan untuk hal positif, tetapi di sisi lain dapat melukai diri sendiri maupun orang lain. Banyak pelajar yang tergoda untuk mengikuti tren tanpa berpikir panjang. Ada yang membagikan foto atau video tidak pantas demi mencari perhatian, ada pula yang menulis komentar kasar tanpa memikirkan perasaan orang lain. Padahal, setiap tindakan di dunia maya memiliki konsekuensi, dan jejak digital tidak mudah dihapus. Sekali kalian menulis atau membagikan sesuatu, hal itu bisa tersebar luas dan berdampak besar, baik positif maupun negatif.

Anak-anakku, Islam mengajarkan kita untuk selalu berhati-hati dalam berbicara. Allah SWT berfirman dalam Surah Qaf ayat 18:
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."
Ayat ini menjadi pengingat bahwa setiap perkataan — termasuk yang kita tulis di media sosial — akan dicatat dan dipertanggungjawabkan. Karena itu, jadikan setiap jari yang mengetik sebagai ladang amal, bukan sumber dosa.

Gunakanlah media sosial untuk berbagi kebaikan. Kalian bisa membagikan ayat-ayat motivasi, kisah inspiratif, atau konten edukatif yang menginspirasi teman-teman lain. Jadikan dunia maya sebagai tempat menebar manfaat, bukan tempat menebar kebencian. Jika melihat hal yang buruk, jangan ikut menyebarkannya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
Hadis ini mengajarkan kepada kita pentingnya menjaga lisan termasuk dalam bentuk tulisan dan komentar di dunia digital.

Selain itu, jangan biarkan media sosial membuat kalian lalai dari kewajiban utama sebagai pelajar. Banyak siswa yang kehilangan fokus belajar karena terlalu sering bermain ponsel. Ingatlah, waktu adalah nikmat besar yang tidak bisa diulang. Gunakanlah teknologi dengan seimbang: boleh bersosial media, tetapi tetap prioritaskan belajar, beribadah, dan berinteraksi dengan keluarga serta teman secara langsung. Dunia nyata jauh lebih berharga daripada dunia maya yang sering menipu pandangan.

Bijak bermedia sosial juga berarti mengendalikan emosi dan menjaga privasi. Jangan mudah terpancing oleh komentar orang lain atau ikut menyebar kebencian. Tidak semua hal perlu diunggah. Ada hal yang cukup disimpan untuk diri sendiri dan keluarga. Menjaga privasi berarti menjaga martabat dan keamanan diri di dunia digital.

Anak-anakku, jadilah pelajar yang cerdas digital: mampu memanfaatkan teknologi untuk kemajuan diri dan masyarakat. Media sosial bukan musuh, asalkan kita menggunakannya dengan hati yang bersih, niat yang baik, dan akal yang sehat.

Akhirnya, marilah kita jadikan media sosial sebagai ladang amal dan sarana dakwah kebaikan. Jadilah generasi yang membawa cahaya di dunia maya bukan yang menebar kegelapan. Gunakan jarimu untuk menulis kebenaran, gunakan waktumu untuk hal bermanfaat, dan gunakan akalmu untuk menimbang setiap tindakan. Dengan begitu, kalian akan menjadi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dan berakhlak mulia di era digital ini.

Post a Comment

أحدث أقدم